Serial Perempuan dan Koperasi bagian 2
Oleh: Dewi Nova
Oleh: Dewi Nova
Pukul 5 sore, ruang pertemuan house of representative masih dipenuhi para conggresmandari berbagai party-list. Mereka sejenis anggota DPR perwakilan dari kelompok yang termarginalkan. Hari itu, para congressman membahas RUU untuk Freedom of Information(kebebasan mengakses informasi). RUU ini satu upaya agar rakyat dapat mengakses informasi terkait kebijakan dan proyek pembangunan yang dijalankan pemerintah Filipina. Petang itu Mr Paez mengenakan barong berwarna gading, pakaian nasional Filipina, rambutnya tersisir rapi. Ia membalikan kursi birunya mengarah ke meja di belakangnya, berdiskusi dengan 2 rekannya di meja mereka yang dibebani berbundel-bundel dokumen. Yang terhormat Cresente C Paez satu dari dua congressman NATCCO dari party-listkoperasi. Sebagaimana kelompok agama minoritas, masyarakat adat, koperasi masuk pada kelompok termarginalkan karena pemerintah belum memberikan perhatian yang memadai pada mereka.
Susunan kursi di ruang sidang ini, ditata setengah bundar,
berpusat pada panggung yang dilatari dinding bertempel bendera Philipina yang
memenuhi sepertiga dinding. Pemimpin sidang mengenakan safari hitam, ia duduk
di pusat bendera menghadap pada hadirin dan mengumukan sidang dibuka kembali.
Seorang petugas berkemeja biru menancapkan sejenis tongkat yang ujung atasnya
menyerupai sendok berwarna putih, di kursi penancap yang terletak di hadapan
pemimpin sidang. Penancapan ‘sendok raksasa’ itu, pertanda sidang sedang
berjalan. Para congressman yang duduk di lingkar pertama kursi
biru mengalihkan diskusi kecil ke arah sidang. Demikian para pengunjung di
lingkar dua dan tiga. Paracameraperson mulai bekerja. Dua layar LCD
di pojok kiri dan kanan ruangan memperjelas ekpresi para pembahas.
Mr Paez nampak mencurahkan perhatian pada sidang. Ia adalah satu
dari dua congressmanperwakilan NATCCO (The National Confederation
of Cooperatives), federasi terbesar di Philipina berdasarkan cakupan wilayah,
kemampuan keuangan dan keragaman layanan koperasi. Federasi ini terdiri dari
1.6 juta keanggotaan individu yang berasal dari beberapa federasi koperasi dan
406 koperasi berbasis kota dan pedesaan. Selain dari NATCCO, masih ada 1 congressman perwakilan
koperasi dari federasi lain. Sejak negara Filipina menentukan sistem legislatif bicameral yang
membagi Senate dan House of Represntative, pada 1987, gerakan koperasi berjuang
agar dapat menempatkan congressman mereka di party-list
– house of representative. Partisipasi mereka didorong semangat untuk
mengembalikan koperasi pada people power yang govern
by the people, bukan olen negara atau kekuatan lain. Karena,
sebagaimana perjalanan koperasi di Indonesia, koperasi di Filipina juga rentan
dijadikan alat kekuatan politik. Kekuatan politik akan menumbuhkan banyak koperasi,
terutama jelang pemilihan umum, untuk menggalang suara. Masalah lain adalah
munculnya organisasi asal bernama koperasi. Mereka menjalankan layanan bisnis
tanpa disertai pendidikan bagi anggota dan tidak berjalan merujuk pada
sendi-sendi koperasi sebagai kekuatan rakyat.
NATCCO dan berbagai kekuatan koperasi yang berkomitmen pada
semangat kerakyatan, menempuh jalan politik menduduki congressman.
Sejak tahun 1999 mereka mengusulkan RUU untuk saving and credit
co-operative, dan kemudian merumus-bahaskan RUU yang lebih mencakup
berbagai jenis koperasi. RUU Philippine Cooperative ini mencakup regulasi untuk credit
cooperative, consumers cooperative, producers cooperative, marketing
cooperative, service cooperative, multipurpose cooperative, advocacy cooperative,
agrarian reform cooperative, cooperative bank, Dairy cooperative, Education
cooperative, Electric cooperative, financial service cooperative, fishermen
cooperative, Health Service cooperative, Housing cooperative, Insurance
cooperative, water service cooperative, worker cooperative dan jenis
koperasi lain yang ditentukan pihak yang berwenang. Melalui perjuangan
bertahun-tahun RUU ini disahkan menjadi Philippine Cooperative code 2008,
Republic Act No. 9520. Melaui UU ini, diharapkan setiap koperasi berjalan
sesuai dengan sendi-sendi koperasi.
Manfaat yang dinikmati anggota koperasi dari keberadaan congresman mereka,
selain UU tersebut adalah ketentuan bebas pajak bagi para penabung di bank
koperasi, perlindungan gerakan koperasi dari penyalaggunaan koperasi dan
kehadiran gerakan koperasi yang diakui kekuatannya oleh negara. Sudah menjadi
pengetahuan bersama bila para pemain politik akan mendekati para congresman dari
koperasi setiap jelang pemilihan.
Petang menuju malam, sidang ditutup, Mr Paez meninggalakan ruang
sidang. Ia kembali ke ruangannya di gedung berbeda. Di ruangannya itu, para
staf yang kebnyakan perempuan dan aktivis koperasi, siap membantunya untuk
melakukan perjalanan ke seluruh bagian di Filipina untuk mengumpulkan berbagai
masukan dari anggota federasi koperasi.
Cubao, 21 November 2012
Sumber belajar:
§ Kunjungan
ke sidang kongressman
§ Diskusi
dengan Ms. Wilma A. Ganibe, coordinator Central Luzon CoopNATCCO Party – list
dan Mrs. Mary Foryasen, chef of staff of Congressman Hon. Jose R. Ping-Ay
Catatan Kaki:
[1] Penyusun Business Development Officer FORMASI – Indonesia
(Forum Pengembangan Gerakan Koperasi Indonesia) Indonesia dan pediri Perempuan
Berbagi
No comments:
Post a Comment