Tak
ada lelaki di samping kami dan hidup harus terus berjalan. Bahwa aku
lahir, bukanlah sebuah kecelakaan, karena aku masih ada sampai sekarang.
Siapa yang harus bertanggungjawab atas aku yang terlanjur lahir? Tentu
diriku sendiri. Bukan dia, lelaki yang harusnya kusebut Ayah. Bukan pula
Ibuku. Aku dan Ibu adalah bayi pada masanya masing-masing. Ketika salah
satu dari kami menjadi bayi, saat
itu pula salah satu lainnya harus menjaga, menemani bertahan hidup.
Aku, telah meninggalkan masa orokku, melompat satu dua tiga bahkan lima
tahun lebih dari usiaku semestinya. Aku harus lekas mendewasa, sebab
perempuan disampingku ini akan tiba waktunya menjadi orok raksasa.
Sumbangan Karya untuk Hari Anak Perempuan Internasional Didi Susana Kristi.
No comments:
Post a Comment